Saat menjadi mahasiswa, beliau menjadi inspirator saya untuk lulus dengan nilai baik meskipun aktif dalam kemahasiswaan. Beliau-lah yang menginspirasi saya bahwa intelejensi bukan hanya intelejensi IQ maupun nilai kuliah namun juga kemampuan untuk bersosialisasi dan membangun jaringan. Nilai baik hanyalah salah satu faktor dalam meraih masa depan, namun social skill-lah yang harus dimiliki oleh calon sarjana.
Dari inspirasi beliau-lah aku menyadari dan aware, bahwa tugas pendidik bukanlah hanya mengajarkan dan menyampaikan materi, namun memberikan inspirasi kepada mahasiswa sehingga memiliki visi ke depan untuk maju sebagai seorang profesional maupun sebagai insan bangsa membangun negeri ini. Dari beliau-lah saya menyadari peran pendidikan bagi proses transformasi sosial. APalagi saat ini adalah tahun 2014. Satu tahun lagi Indonesia akan memasuki era AFTA 2015, dimana Indonesia masuk ke dalam kawasan perdagangan bebas ASEAN. Peran transformasi sosial melalui pendidikan diperlukan untuk dapat membentuk insan yang kuat. Sebuah visi transformasi melalui pendidikan yang digabungkan dengan visi ke-negarawan-an diperlukan dalam era selanjutnya. Untuk itu diperlukan pejuang-pejuang pendidikan yang memiliki akses ke pengambil keputusan sehingga perjuangan pendidikan selain memiliki kekuatan transformasional juga memiliki kekuatan politik untuk mengarahkan kebijakan pendidikan. Seorang yang ber-visi pendidikan dan bervisi politik ke depan sangat diperlukan saat ini. Salah satu tokoh yang aku pandang mampu adalah Anies Baswedan.
Meskipun saat ini beliau masuk ke arena politik, saya tidak meragukan visi-nya dalam dunia pendidikan. Dari dulu saya melihat bahwa Anies yang dibesarkan dalam keluarga pendidik benar-benar terjiwai sebagai perubah mental pemikiran. Sebuah revolusi pemikiran yang dilakukan dengan semagat reformatif dan transformatif. Semoga beliau tetap bisa menjaga visi-nya untuk membangun negeri ini melalui pendidikan.